Senin, 14 Juli 2014

Kenangan di Bulan Puasa - Bagian 5

Mancing di Sungai Lematang…

Di hari yang lain, aku pergi mancing ke sungai lematang. Sungai ini berair deras dan berbatu-batu. Kata orang2, sungai ini hulu nya di Gunung Dempo di Pagaralam dan hilir nya sampai ke Sungai Musi di Palembang. Aku kurang tahu pasti nya. Sungai ini sangat terkenal di daerah kami yang membelah daerah pinggiran kota dan menjadi sumber air untuk daerah kami selain juga digunakan untuk menjadi tempat mata pencaharian dengan menjaring atau menjala ikan.

Mancing di air deras tentu berbeda dengan mancing di air yang tenang dan jenis ikannya pun tentu berbeda pula. Biasanya di sungai lematang, kami mancing ikan Piluk. Ikan ini sebetulnya mirip dengan belut, panjang dan licin. Rasanya gurih jika digoreng. Alat pancing nya hanya menggunakan lidi sebagai jorannya. Tidak perlu menggunakan joran yang bagus dan mahal. Kemudian disisi pangkal lidi, diikatkan tali pancing yang panjangnya lebih kurang 5 – 10 cm. Diujung tali pancing yang satu nya dipasang mata pancing untuk mengaitkan umpan. Kami biasa menggunakan cacing sebagai umpan untuk memancing. 

Memancing ikan piluk ini cukup unik, tidak seperti memancing pada umum nya. Lokasi memancingnya ditumpukan batu kali yang bisa terbentuk secara alami atau sengaja ditumpuk2. Setelah umpan dikaitkan di mata pancing, kemudian dimasukkan di celah bebatuan yang sudah ditumpuk tadi, seterusnya didiamkan saja. Bisa jadi dimasukkan lebih dari 1 pancing di setiap tumpukan batu. Kita juga bisa membuat tumpukan batu yang lain, jadi tidak hanya 1 tumpukan batu. Sekali-sekali batang lidi nya dipegang untuk mengecek apakah sudah dapat ikan atau belum. Karena macingnya di air deras, tentu saja lidi nya akan bergetar terus. Tapi ketika kita pegang ada getaran yang lebih keras, itu artinya umpan kita sudah dimakan ikan, dan sedang ditarik2 nya…saat itulah pancing sudah bisa kita angkat.

Lokasi yang enak untuk mandi dan mancing ikan Piluk ini di sekitar Pasar Bawah Tengah atau di Pasar Bawah Ilir karena air sungai nya relative dangkal. Sedangkan di Pasar Bawah Ulu, air sungai nya agak dalam untuk ukuran anak kecil. Waktu paling pas untuk pergi mancing biasanya setelah sholat Duhur sampai waktu Ashar, karena waktu itu kan lagi terik-terik nya matahari. Jadi dengan pergi ke sungai, mancing dan berendam, membuat suhu tubuh menjadi sedikit dingin dan rasa haus menjadi berkurang. Dan kalau sampai tertelan air sedikit, itu sih namanya rejeki..he..he..

Mancing ikan piluk di sungai lematang ini sangat mengasyikkan. Sementara pancing ditaruh, kita bisa bermain-main di  air atau sambil main lempar batu. Untuk main lempar batu ini, kita mencari batuan sungai yang tidak terlalu besar, kira2 diameter 5 cm dan berbentuk pipih. Karena kita mancingnya di pinggir sungai, tentu saja air nya cukup cetek (dangkal) sehingga kita bisa duduk di dalam air dengan nyaman. Batu tersebut kemudian kita lemparkan secara mendatar di atas permukaan air. Kalau kita melemparnya benar dan karena bentuk batu nya yang pipih, maka batu tersebut akan terpental2 diatas permukaan air. Semakin jauh batu kita bisa melompat2 diatas air, tentu kita semakin senang.

Pernah suatu kali aku pergi mancing dengan salah seorang teman dekat rumah namanya Idi. Aku kurang hafal nama lengkapnya. Dia merantau dari kampong nya yang berjarak lebih kurang 20 kilometer dari kota kami untuk bersekolah. Dia orang yang ulet dan rajin. Dia nyewa bedeng (rumah petak) bersama dengan kakak nya yang bernama Ramsi yang bersekolah di STM (Sekolah Teknik Menengah)
Setelah pancing ditaruh,kami pun bersiap untuk main lempar batu. Karena posisi duduk saya dan Idi kurang pas, pada suatu kali waktu Idi melempar batu, batu nya kena kepala saya. Tidak begitu sakit sih..tapi lumayan, benjol dikit.

Biasanya kita pergi mancing ke sungai ini tidak sendirian karena takut ada Hantu Banyu (Air). Orang2 tua sering mengatakan itu, kalau kita mau pergi ke sungai. Tentu saja kita sangat takut kalau sudah mendengar kata Hantu….. Mungkin saja memang ada Hantu Banyu itu, tapi bisa jadi juga ini hanya trik orang tua agar kita tidak mandi ke sungai lematang yang ber air deras. Mereka khawatir kita hanyut terbawa arus air. Setelah saya pikir-pikir, mungkin ini alasan yang masuk akal…    

Bersambung.....

1 komentar: