Hari Lebaran
Allahu
Akbar….. …….Allahu Akbar….. …..Allahu Akbar…..
Suara takbiran menggema di
seantero kota dan seluruh dunia tentu saja..
Pagi-pagi sekali kami sudah bangun
untuk mandi, sholat subuh dan sarapan. Tentu saja kami sudah mengenakan baju
baru dan celana baru termasuk kepala baru karena rambut nya yang baru habis
dicukur…di kantong biasanya sudah ada duit karena Ayah sudah memberi THR sehari
sebelumnya. Dari rumah kami menuju Mesjid Jami’ untuk ikut sholat Ied
Fitri. Karena memang jamaah yang datang cukup banyak dan juga karena alasan
praktis, kami anak2 memilih untuk sholat diluar masjid agar bisa langsung
bermain ketika sholat usai.
Begitu
selesai ceramah dan berdo’a, kita langsung bubar jalan……ada yang langsung
pulang kerumah atau jalan2..kami biasanya langsung pulang ke rumah menunggu
Ayah dan Ibu untuk mohon maaf dan tentu saja untuk makan lagi…Setelah itu baru
kita keluar rumah untuk melihat keramaian di sepanjang jalan. Banyak sekali
orang yang berjualan. Bermacam2 yang dijual, mulai dari makanan sampai mainan
pistol2 an dari plastic. Aku biasanya beli minuman Saparila yang biasa dijual
di simpang Stasiun Kereta Api….
Setelah
itu, kami silaturahim ke rumah Makwo. Oh..ya.. Makwo ini adalah Ayuk dari Ibuku. Tadi
nya rumah Makwo ini di sebelah rumah kami. Tapi kemudian mereka pindah ke
pinggir jalan besar dan rumah nya pun sangat besar. Suami Makwo yang biasa kami
panggil Bakwo, adalah seorang pegawai PU (Pekerjaan Umum). Selain itu, beliau
juga seorang pengusaha yang sukses dibidang jual beli kawe (kopi). Bakwo ini
orang nya sangat baik dan pemurah karena kami sering diberinya uang…Walaupun
dia punya motor dan mobil, tapi beliau tidak pernah menggunakannya. Kemana2
selalu naik becak. Dengar2 Bakwo agak ngeri kalau nyopir mobil atau motor…..
Setelah
agak siang, kami ikut numpang mobil Bakwo mudik ke Dusun, silaturahim ke tempat
Kakek dan Nenek di dusun Maskelat. Mobil nya Prah (truck) besar yang biasanya
digunakan untuk membawa kopi yang akan
dijual lagi ke Palembang. Biasanya kami berada di dusun hingga petang
hari dan setelah pulang lagi rumah…..
Tak terasa karena sudah di senja hari, 1
Syawal……Lewat sudah semua kenangan selama bulan puasa…..
Namun,
kejadian yang seperti ini akan berulang terus
di tahun depannya lagi sampai keluarga kami pindah ke kota lain di
penghujung tahun 1978 mengikuti Ayah yang pindah tugas ………..
Bersambung.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar