Sabtu, 19 Juli 2014

Kenangan di Bulan Puasa - Bagian 15

Hari Lebaran

Allahu Akbar….. …….Allahu Akbar….. …..Allahu Akbar…..
Suara takbiran menggema di seantero kota dan seluruh dunia tentu saja..
Pagi-pagi sekali kami sudah bangun untuk mandi, sholat subuh dan sarapan. Tentu saja kami sudah mengenakan baju baru dan celana baru termasuk kepala baru karena rambut nya yang baru habis dicukur…di kantong biasanya sudah ada duit karena Ayah sudah memberi THR sehari sebelumnya. Dari rumah kami menuju Mesjid Jami’ untuk ikut sholat Ied Fitri. Karena memang jamaah yang datang cukup banyak dan juga karena alasan praktis, kami anak2 memilih untuk sholat diluar masjid agar bisa langsung bermain ketika sholat usai.


Begitu selesai ceramah dan berdo’a, kita langsung bubar jalan……ada yang langsung pulang kerumah atau jalan2..kami biasanya langsung pulang ke rumah menunggu Ayah dan Ibu untuk mohon maaf dan tentu saja untuk makan lagi…Setelah itu baru kita keluar rumah untuk melihat keramaian di sepanjang jalan. Banyak sekali orang yang berjualan. Bermacam2 yang dijual, mulai dari makanan sampai mainan pistol2 an dari plastic. Aku biasanya beli minuman Saparila yang biasa dijual di simpang Stasiun Kereta Api….

Setelah itu, kami silaturahim ke rumah Makwo. Oh..ya.. Makwo ini adalah Ayuk dari Ibuku. Tadi nya rumah Makwo ini di sebelah rumah kami. Tapi kemudian mereka pindah ke pinggir jalan besar dan rumah nya pun sangat besar. Suami Makwo yang biasa kami panggil Bakwo, adalah seorang pegawai PU (Pekerjaan Umum). Selain itu, beliau juga seorang pengusaha yang sukses dibidang jual beli kawe (kopi). Bakwo ini orang nya sangat baik dan pemurah karena kami sering diberinya uang…Walaupun dia punya motor dan mobil, tapi beliau tidak pernah menggunakannya. Kemana2 selalu naik becak. Dengar2 Bakwo agak ngeri kalau nyopir mobil atau motor…..

Setelah agak siang, kami ikut numpang mobil Bakwo mudik ke Dusun, silaturahim ke tempat Kakek dan Nenek di dusun Maskelat. Mobil nya Prah (truck) besar yang biasanya digunakan untuk membawa kopi yang akan  dijual lagi ke Palembang. Biasanya kami berada di dusun hingga petang hari dan setelah pulang lagi rumah…..

Tak terasa karena sudah di senja hari, 1 Syawal……Lewat sudah semua kenangan selama bulan puasa…..


Namun, kejadian yang seperti ini akan berulang terus  di tahun depannya lagi sampai keluarga kami pindah ke kota lain di penghujung tahun 1978 mengikuti Ayah yang pindah tugas ………..

Bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar