Ramadhan
yang membawa kemeriahan….
Dimalam
pertama Ramadhan, hampir semua orang, tua muda, kakek nenek, laki dan perempuan
akan berduyun2 pergi ke surau/langgar
atau masjid untuk melaksanakan ibadah sholat taraweh. Biasanya mereka datang
ke masjid sebelum sholat Isya karena setelah sholat Isya berjamaah akan ada
pengumuman resmi mengenai dimulainya bulan suci Ramadhan oleh pihak yang
berwenang yang menjelaskan apakah bulan puasa jadi dimulai esok hari atau
tidak. Kalau besok jadi mulai puasa, baru setelah itu sholat Taraweh
dilaksanakan.
Sambil
bercerita di sepanjang perjalanan, para jamaah akan memenuhi lorong-lorong,
gang-gang serta jalan raya menuju Mesjid untuk sholat. Anak2 pun tidak
ketinggalan. Anak yang biasanya rewel sehari2, menjadi riang karena dapat
melihat keramaian dan bertemu dengan teman2 nya yang lain. Suasana yang riang
gembira ini akan terlihat disemua penjuru kota.
Biasanya
taraweh malam pertama ini akan sangat ramai. Hampir semua Mesjid akan penuh
sesak sehingga tidak jarang jamaah harus berimpit2an. Panggilan bilal untuk
mulai Sholat atau ditengah2 sholat Taraweh akan dibalas dengan lantang oleh
jamaah. Diluar Masjid biasanya ada anak2 yang main mercon dan kembang api.
Oh..ya… Waktu itu mercon masih dijual bebas. Ini membuat suasana bulan puasa menjadi
lebih ramai lagi..
Menjelang
sahur, banyak kelompok anak2 dan orang tua yang keliling kampong membangunkan
orang untuk makan sahur. Biasanya
kelompok ini terdiri dari 3 sampai 7 orang, atau bahkan lebih. Mereka membawa
benda2 yang bisa dipukul dan bisa
mengeluarkan bunyi2an. Ada yang membawa gendang, panci, botol atau
apapun yang bisa mengeluarkan bunyi. Mereka akan memainkan alat2 tersebut
sehingga mengeluarkan irama tertentu yang enak di dengar telinga sambil
berteriak..Sahur… Sahur….
Pagi
dan siang hari di awal2 puasa, biasanya anak2 akan terlihat lesu karena kondisi
badan masih melakukan penyesuaian.
Selama ini kita bisa makan dan minum di sepanjang hari, sekarang tentu
tidak boleh lagi karena sudah mulai berpuasa…
Biasanya
setelah sholat Dhuhur kita akan tidur siang, dan baru bangun untuk sholat Asyar
dan seterusnya menunggu waktu buka puasa. Ibu2 sudah mulai sibuk menyiapkan
menu berbuka puasa. Kadang2 ada menu berbuka nya kolak pisang, dan di waktu
yang lain ada juga menu buka puasa nya yang berupa roti ko’ing.
Oh..ya..
mungkin tidak banyak yang tahu dengan roti ko’ing ini. Ini adalah sejenis roti
yang ukurannya lebih kurang sebesar bola pingpong (tenis meja). Kalau dimakan
begitu saja, agak susah karena roti ini cukup keras dan rasanya tawar. Biasanya
roti ini di rendam dalam air hangat yang diberi gula sehingga menjadi lembut
dan manis. Dan setelah itu baru masukkan es batu… wuih… jangan dibayangkan,
nanti bisa batal puasanya…. Aku yakin
roti sejenis ini ada juga di daerah lain, cuma namanya mungkin berbeda. Karena
kulkas masih belum tersedia, dan masih menjadi barang mewah sekali saat itu,
jadi kita selalu membeli es batu di toko “Husni” yang terletak di dekat pasar
mambo.Biasanya kalau kita beli seharga Rp. 15 atau Rp. 25 es batu nya sudah
cukup besar. Cukuplah untuk berbuka kami sekeluarga.
Menjelang
waktu berbuka puasa, jalan2 juga ramai dipenuhi oleh orang2 yang mencari makanan
untuk berbuka serta orang2 yang sengaja jalan2 untuk menghabiskan waktu
menjelang buka puasa. Istilahnya sekarang Ngabuburit… waktu masuk berbuka puasa
ditandai oleh bunyi sirene dari PJKA. Jika sudah terdengar bunyi sirene itu,
anak2 akan lari terbirit2 pulang ke rumah masing2 untuk berbuka puasa.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar